Berdamai dengan 1000 Gelombang Amarah

Kemarahan bisa berfungsi sebagai sinyal masalah dalam suatu hubungan.  Ini juga dapat memotivasi orang untuk membuat perubahan penting dalam hidup mereka dan untuk mengejar keadilan.  Poin ini sangat relevan untuk korban kekerasan dalam rumah tangga.  Satu studi menemukan bahwa perempuan yang tinggal di tempat penampungan kekerasan dalam rumah tangga yang menahan amarah mereka cenderung menunjukkan bahwa mereka bermaksud untuk kembali ke pasangan mereka yang kasar (Gordon, Burton, dan Porter 2004).  

Jika Anda memiliki pola tetap dalam hubungan yang kasar, mempelajari cara menghubungi kemarahan Anda dan menyalurkannya dengan tepat bisa menjadi langkah penting menuju penyembuhan dari luka perceraian 

“Do not look for healing at the feet of those who broke you.” — Rupi Kaur

Jangan mencari kesembuhan di kaki orang-orang yang menghancurkanmu.

 Meskipun ada manfaatnya menjadi marah, kemarahan berkepanjangan terhadap mantan tanpa adanya ancaman langsung dapat menyebabkan penderitaan bagi Anda dan orang-orang di sekitar Anda.  Kemarahan dapat membuat pengalaman menyakitkan tetap hidup dan dapat berdampak negatif pada kesehatan mental dan fisik Anda.  Jika Anda memiliki anak, itu juga dapat berdampak negatif pada mereka.

Penelitian telah menunjukkan bahwa orang dengan tingkat permusuhan yang tinggi lebih cenderung mengalami depresi.  Sebagai contoh, Stewart, Fitzgerald, dan Kamarck (2010) melacak sekelompok orang dewasa yang sehat antara usia lima puluh dan tujuh puluh selama periode enam tahun.  Pikiran permusuhan partisipan di awal studi ini memperkirakan depresi enam tahun kemudian.

 Mengapa ada hubungan antara permusuhan dan depresi?  Satu kemungkinan adalah bahwa orang sering mengulangi penganiayaan dalam pikiran mereka berulang kali.  Meskipun ini awalnya dapat membantu memahami apa yang terjadi, itu juga dapat membuat Anda tidak bahagia.  Mengapa membiarkan pengalaman tidak bahagia dari masa lalu menghancurkan perasaan damai Anda di masa sekarang?

 Selain memengaruhi kesejahteraan Anda sendiri setelah perceraian, kemarahan terhadap mantan bisa berdampak negatif pada orang lain — terutama anak-anak Anda, tentunya dalam perceraian anak menjadi korban tak terelakan.

Berdamailah dengan amarah rasa perceraian ini agar kita tidak jatuh pada lubang depresi. Jangan sampai mengizinkan hanya kita yang menderita dengan rasa amarah sedangakan mantan sudah berbahagia dengan kisah barunya.