| |

Kehidupan Setelah Pernikahan bagi Pasangan Ta’aruf

Masa-masa awal setelah akad pernikahan dapat dibilang merupakan salah satu masa yang paling indah bagi pasangan baru. Namun, di balik itu, masa setelah menikah merupakan masa yang kritis bagi pasangan. Mengapa? Mari kita bahas.

Me and you become us

Pada masa ini, pasangan baru harus dapat membentuk identitas barunya sebagai sejoli. Dengan kata lain, menjadi “kita” dan bukan lagi “aku” dan “kamu”. Pasangan baru harus belajar menempatkan diri sebagai pasutri, bukan lagi dua individu yang terpisah. Ketika mengunjungi orang tua misalnya, kita datang bukan hanya sebagai anak, namun juga sebagai suami atau istri dari pasangan kita. Harus ada batas yang jelas dalam interaksi dengan orang tua, mertua, maupun keluarga besar.

Tanggung jawab baru

Selain itu, dengan menjadi seorang suami atau istri, tentu ada peran dan tanggung jawab yang melekat di dalamnya. Di sinilah awal yang penting untuk belajar mengemban tanggung jawab tersebut. Seorang suami tentu harus berusaha dengan sebaik-baiknya untuk mencari rezeki bagi istri dan keluarganya. Seorang istri tentu harus berusaha dengan sebaik-baiknya untuk melayani dan membantu suaminya. Tidak sedikit pasangan yang “kaget” dengan kehidupan pernikahan sesungguhnya yang tidak seindah yang dibayangkan. Oleh karena itu, sangat penting untuk mempelajari peran dan tanggung jawab sebagai seorang suami atau istri secara syari’at juga secara umum sebelum menikah.

Waktunya membangun pondasi pernikahan

Selain itu, pasangan baru juga harus menentukan berbagai batas dan kesepakatan agar kehidupan baru sebagai pasangan suami-istri berjalan lancar. Contohnya, pengaturan waktu mengunjungi orang tua masing-masing, kesepakatan siapa yang mencuci piring, dan hal-hal lainnya yang mungkin terasa sepele. Namun, hal ini sebenarnya merupakan hal yang penting dan dapat mempengaruhi kualitas pernikahan. Persepsi suami atau istri terhadap ketidakadilan pembagian pekerjaan rumah tangga dapat mengurangi kualitas pernikahan (Frisco & Williams, 2003).

Tugas perkembangan keluarga pasangan baru

Dalam kajian psikologis, tugas perkembangan keluarga adalah tahapan yang harus dilewati oleh sebuah keluarga dalam siklus kehidupannya. Setiap tahap harus dijalani dengan baik agar individu di dalamnya bahagia dan sejahtera. Bagi pasangan baru, tugas perkembangan keluarga yang harus dilewati menurut McGoldrick, Preto, & Carter (2016) adalah:

  1. Proses emosional yaitu komitmen terhadap sistem keluarga baru yang semakin luas (pasangan baru, mertua, keluarga ipar, bahkan teman-teman pasangan)
  2. Pembentukan sistem pasangan, yaitu merundingkan dan menetapkan berbagai aspek dalam kehidupan sebagai pasangan, seperti aspek finansial, hubungan interpersonal, hingga pembagian pekerjaan rumah tangga.
  3. Perluasan batas keluarga, sekarang mencakup pasangan dan keluarganya.
  4. Penataan kembali hubungan pasangan dengan orang tuanya, saudara kandung, keluarga besar, keluarga ipar, teman-teman, hingga masyarakat umum. Seperti yang telah dibahas sebelumnya, kita telah mengemban peran baru sebagai suami maupun istri dari pasangan kita. Hal tersebut pasti akan memengaruhi hubungan kita dengan orang-orang lain disekitar kita.

Secara garis besar, tugas perkembangan keluarga pada tahap ini menitikberatkan adaptasi bagi pasangan baru. Bagi pasangan yang ta’aruf, hal ini dapat menjadi tantangan karena dalam ta’aruf biasanya komunikasi antara calon pasangan dibatasi dan waktu untuk ta’aruf juga tidak terlalu lama sehingga mungkin pasangan kurang saling mengenal satu sama lain. Namun, bukan berarti pasangan yang ta’aruf akan gagal dalam tahap ini. Justru, semestinya adaptasi lebih mudah karena hubungan dibangun dari awal dengan tujuan pernikahan.

Kesimpulannya, pernikahan bukanlah hal yang sepele. Banyak hal yang harus dipersiapkan untuk menjalani kehidupan pernikahan nantinya, baik dari segi fisik, mental, maupun secara syari’at. 

Bagaimana denganmu? Apakah sudah punya calon atau belum? Yuk mulai ta’aruf bersama Miluv Syariah, dibantu oleh relationship coach berpengalaman, lho!

Daftar Ta’aruf Sekarang

Mulai ta’aruf bersama ikhwan dan akhwat siap menikah, bersama menuju keluarga sakinah, mawaddah, wa rahmah, insyaAllah


Referensi:

Frisco, M.L., & Williams, K. (2003). Perceived Housework Equity, Marital Happiness, and Divorce in Dual-Earner Households. Journal of Family Issues, 24(1):51-73. DOI: 10.1177/0192513X02238520

McGoldrick, M., Preto, N.G., Carter, B. (2016). The Expanding Family Life Cycle (5th ed.). USA: Pearson Education.

Ribuan wanita dan pria single di SatukanCinta mencari sahabat, teman kencan, atau bahkan pasangan hidup. Bisa jadi Andalah yang ditunggu-tunggu!

Cari Teman Kencan dan Jodoh Wanita di SatukanCinta

Similar Posts