Konflik dalam Cinta
Hubungan interpersonal terbagi pada tiga level yakni level kultural, sosiologis, dan level psikologis. Level psikologis adalah hubungan interpersonal dalam hubungan akrab dan intim, hubungan dominan pada pertukaran informasi psikologis dan dijalankan berdasarakan komitmen interaktan yakni pihak-pihak terlibat dalam hubungan, contohnya adalah hubungan pasangan suami istri. Hubungan akrab merupakan hubungan interpersonal yang berada pada level psikologis yang memiliki potensi terbesar konflik terdapat dibanding hubungan-hubungan yang lain sebab hubungan level ini memiliki tingkat kebergantungan tinggi.
Saat akan melangkah menuju pernikahan saja , Anda dan pasangan mulai menyadari bahwa masih ada sederet hal yang harus dibahas, dari mulai tempat tinggal, biaya rumah tangga sehari-hari, dll. Tentu Anda berdua memiliki pola pikir yang berbeda dalam melihat masa depan. Hal itu lah yang memunculkan keraguan Anda dan pasangan untuk membina rumah tangga bersama. dan keraguan inilah yang terkadang menjadi alasan konflik konflik kecil bermunculan menguji ketahanan cinta.
Pasangan yang dapat membentuk keselarasan hubungan bukanlah pasangan yang terhindarkan dari hadirnya perbedaan yang memicu konflik sebab prinsipnya kedua pihak yang terlibat sebagai pasangan memiliki banyak perbedaan seperti, prinsip, tujuan, pendidikan, kebiasaan, serta dibesarkan dengan perbedaan latar belakang budaya keluarga. Hidup bersama dalam perbedaan membutuhkan perilaku penyesuaian yakni interaksi kontinyu dengan diri sendiri, orang lain, dan lingkungan. Keberhasilan penyesuaian dalam perkawinan tidak ditandai dengan tiadanya konflik yang terjadi, namun penyesuaian ditandai oleh sikap dan cara yang konstruktif dalam melakukan resolusi konflik.
Resolusi konflik yang berhasil memengaruhi kualitas hubungan pernikahan. Glenn mengungkapkan bahwa kualitas perkawinan selalu dipadankan dengan kebahagiaan dan kepuasan yang ditandai dengan perasaan positif berdasarkan evaluasi afektif dan kognitif yang dirasakan masing-masing pihak dalam menjalani hubungan, sebab alasan paling umum setiap orang untuk memasuki sebuah hubungan antar pribadi termasuk perkawinan adalah untuk memaksimalkan kebahagiaan dan meminimalkan penderitaan.
Knowing how to fight fair is critical to your survival as a happy couple. Love itself is not enough to sustrain a relationship in the jungle of modern life. Being in love is,in fact, a very poor indicator of which couples will stay married. Far more important to the survival of a marriage, research show, is how well couples handle disagreements. Many couple don’t know how to handle conflict
Les & Leslie Parrot
Bagaimana cara kebanyakan pasangan dalam menghadapi konflik yang terjadi? Salah satu cara tradisional dalam menghadapi konflik adalah dengan menekan dan mendiamkan masalah, dan berusaha melupakannya. Cara yang lain adalah dengan mengekspresikan perasaan dengan terang-terangan sampai menimbulkan pertengkaran yang hebat. Kedua cara di atas tidak dapat menyelesaikan konflik yang ada, namun dapat memperburuk keadaan dengan masalah yang terus menerus berkembang menjadi lebih besar
Ribuan wanita dan pria single di SatukanCinta mencari sahabat, teman kencan, atau bahkan pasangan hidup. Bisa jadi Andalah yang ditunggu-tunggu!