Makna Keluarga

Happy loving family
Happy loving family


Biro Sensus AS (BPS) mendefinisikan keluarga sebagai ”dua orang atau lebih yang berkaitan dengan kelahiran, perkawinan, atau adaptasi, yang tinggal bersama-sama. Dengan demikian, sebuah keluarga dapat terdiri dari dua atau lebih orang dewasa yang tinggal bersama dengan saudara kandung, orangtua, anak-anak, atau dua orang dewasa yang dihubungkan oleh tali perkawinan. Perubahan konsep struktur keluarga memengaruhi fungsi-fungsi, peran dan hubungan para anggota keluarga, dan akhirnya memengaruhi sosialisasi anak-anak. Konsep struktur keluarga juga berimplikasi pada definisi keluarga.

Pemahaman tentang definisi keluarga di dunia ini sangat variatif. Sebuah keluarga yang terdiri dari suami dan istri serta anak-anak disebut keluarga inti. Orientasi utama terbentuknya keluarga inti adalah kelahiran anak. Keluarga inti mendasarkan pola interaksi: istri bergantung pada suami dan anak-anak bergantung pada kasih sayang orangtua mereka. Oleh sebab itu, batasan tentang keluarga inti akan membawa relasi tanggung jawab suami-istri pada pengasuhan anak.

Arti penting dari struktur keluarga inti adalah pola pengasuhan anak menjadi kewajiban utama yang dibebankan pada suami-istri. Kebanyakan masyarakat menetapkan tanggung jawab untuk mengajari anak bersosialisasi menjadi tanggung jawab ibu, sedangkan ayah lebih banyak memenuhi kebutuhan keluarga. Semestinya, pola pengasuhan anak menjadi tanggung jawab bersama, suami-istri. Sifat mencontoh fiqur keluarga, terutama ayah dan ibunya, akan memberikan pemahaman mencontoh model karakter yang lebih lengkap dibanding hanya mencontoh satu fiqur, yaitu ibu.

Adapun fungsi dasar keluarga adalah meliputi: reproduksi, sosialisasi, penugasan peran sosial, dukungan ekonomi. Implikasi fungsi dasar keluarga membawa konsekuensi pada tanggungjawab pengasuhan anak. Pola pengasuhan anak di beberapa negara menjadi sangat bergantung pada kultur masing-masing. Penduduk asli Amerika dan Italia lebih menekankan pola asuh anak pada pihak ibu, termasuk tanggung jawab untuk sosialisasi anak-anak. Pola asuh anak yang relatif lebih komperhensif dalam membangun kepribadian anak adalah pola asuh yang berimbang antara suami-istri.

Keluarga harmonis akan melahirkan generasi yang berkualitas, beriman, bertaqwa dan berakhlak mulia sekaligus sebagai upaya untuk meningkatkan ketahanan keluarga. Inilah yang diingatkan Allah kepada kita dalam Al-Qur’an surat An Nisak ayat 9, yang artinya “Dan hendaklah takut kepada Allah orang- orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah (tidak berkualitas), yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar. (Q.S:4:9).

Ribuan wanita dan pria single di SatukanCinta mencari sahabat, teman kencan, atau bahkan pasangan hidup. Bisa jadi Andalah yang ditunggu-tunggu!

Cari Teman Kencan dan Jodoh Wanita di SatukanCinta

Similar Posts