Pemaafan ; Memaknai kata “Maaf”


Dalam banyak kasus perceraian, banyak orang yang bercerai merasa bahwa mantan mereka tidak pantas untuk dimaafkan. Pemaafan yg sulit diraih. Mungkin Anda juga pernah merasa seperti ini. Lagipula, Dia memperlakukan Anda dengan buruk, tidak pernah meminta maaf, tidak pernah mengakui bahwa dia menyakiti Anda, dan sepertinya tidak peduli betapa kamu menderita. Di atas semua itu, dia dengan cepat menjalin hubungan baru dengan orang lain. Mengapa orang seperti itu layak mendapatkan pemaafan kita? Sering sekali bukan tercetus pemikiran demikian dalam benak kita.
Pikiran ini bisa dimengerti jika kita telah dianiaya secara mendalam. Namun, mereka mengungkapkan asumsi yang mendasari tentang sifat pemaafan yang pantas untuk dicoba oleh kita. Sebut saja kasus yang dialami oleh teman kita Shauna. Dia berasumsi bahwa memaafkan dan mengampuni mantan hanya menguntungkan si mantan dan bahwa itu sama sekali tidak menguntungkan kita sang korban. Apakah asumsi ini benar?
Bisakah pemaafan menguntungkan orang yang mengampuni? Apakah memaafkan adalah sikap yang masuk akal rasa sakit yang Anda alami? Dapatkah memaafkan membantu kita mengatasi perceraian kita? Apa sebenarnya pemaafan itu?
Pemaafan merupakan kesediaan untuk menanggalkan kekeliruan masa lalu yang menyakitkan, tidak lagi mencari-cari nilai dalam amarah dan kebencian, dan menepis keinginan untuk menyakiti orang lain atau diri sendiri. Pendapat senada dikemukakan oleh McCullough dkk . (1997) yang mengemukakan bahwa pemaafan merupakan seperangkat motivasi untuk mengubah seseorang untuk tidak membalas dendam dan meredakan dorongan untuk memelihara kebencian terhadap pihak yang menyakiti serta meningkatkan dorongan untuk konsiliasi hubungan dengan pihak yang menyakiti.
Bagaimana sih sebenarnya ikhlas memaafkan itu ? Forgiveness atau Pemaafan melibatkan melepaskan perasaan, pikiran, dan tindakan negatif terhadap seseorang yang telah menyakiti kita dan menyalahkan kita dan menggantinya dengan pendekatan yang lebih positif. Psikolog Everett Worthington dkk. (2007) membuat perbedaan antara keputusan pemaafan yang rasional dan emosional.
Forgiveness sebatas rasional terjadi saat Anda memutuskan untuk mengejar pemaafan sebagai tujuan. Namun, hanya karena pikiran kita membuat keputusan ini tidak berarti demikian emosi rasa kitasecara otomatis akan mengikuti. Bila Anda sudah sangat terluka, perasaan negatif seperti marah dapat dengan mudah dipicu.
Forgiveness secara emosional, Di sisi lain, melibatkan transformasi mendalam di mana perasaan negatif terhadap pelaku digantikan oleh emosi yang lebih positif. Pemaafan emosional seringkali membutuhkan waktu dan effort yang cukup besar. Meskipun bisa terjadi pada waktu yang berbeda, baik rasional maupun emosional , keduanya penting untuk proses memaknai sebuah kata “ maaf” .
Dalam memaafkan idealnya sikap dan perasaan negatif memang harus digantikan dengan sikap dan perasaan positif, namun pada kenyataanya hal ini tidak mudah dilakukan, apalagi secara cepat. Selalu ada persoalan psikologis di antara dua pihak yang pernah mengalami keretakan hubungan akibat suatu kesalahan. Oleh karena itu, pemaafan secara dewasa bukan berarti menghapus seluruh perasaan negatif tetapi menjadi sebuah keseimbangan perasaan (Smedes, 1984).
Keinginan untuk berbuat positif tidak berarti menghapuskan perasaan negatif yang pernah ada. Suatu keseimbangan akan dicapai jika hal yang positif dan negatif berkoeksistensi. Hal ini hanya dapat dicapai bila masing-masing individu mampu belajar menyadari bahwa setiap orang mempunyai kekurangan masing-masing. Peristiwa menyakitkan boleh jadi dilakukan oleh seorang teman tetapi mungkin dirinya juga turut berperan atas terjadinya peristiwa tersebut. Kesadaran seperti inilah yang lebih dibutuhkan daripada usaha membuat ilusi mengganti semua pengalaman negatif menjadi hal positif
Perasaan sedih dan depresi biasa terjadi setelah perceraian, tetapi penelitian menunjukkan menunjukkan bahwa memaafkan mantan pasangan berpengaruh membentuk suasana hati yang lebih baik. Bahkan setelah memperhitungkan lamanya waktu sejak perceraian, memaafkan mantan memiliki dampak berpengaruh terhadap berkurangnya depresi (Rye et al.2004). Selain itu, orang yang bercerai yang menyelesaikan pengampunan kelompok sekuler delapan minggu intervensi menunjukkan penurunan depresi yang lebih besar daripada mereka yang sulit untuk memaafkan (Rye et al. 2005).
Lewis B. Smedes (1984) dalam bukunya Forgive and Forget: Healing The Hurts We Don‘t Deserve membagi empat tahap pemberian maaf. Pertama adalah membalut sakit hati. Sakit hati yang dibiarkan berarti merasakan sakit tanpa mengobatinya sehingga lambat laun akan mengrogoti kebahagian dan kententraman. Kedua yaitu meredakan kebencian. Ketiga adalah upaya penyembuhan diri sendiri. Keempat yaitu berjalan bersama. Bagi dua orang yang berjalan bersama setelah bermusuhan memerlukan ketulusan.
Orang yang pemaaf akan mendapatkan perlakuan yang lebih baik dari orang yang dimaafkan. Orang yang dimaafkan merasa mendapatkan perhatian dan penghormatan dengan dimaafkannya apa yang telah dilakukan, sehingga dia akan memberikan balasan yang lebih baik dari sekedar sikap pemaaf yang diterima.
Ribuan wanita dan pria single di SatukanCinta mencari sahabat, teman kencan, atau bahkan pasangan hidup. Bisa jadi Andalah yang ditunggu-tunggu!