Resolusi Konflik Pernikahan
Realitasnya, angka perceraian di Indonesia dalam lima tahun terakhir meningkat. Jumlah kasus perceraian yang diputus Kementrian Agama tahun 2014 sebanyak 382.231 kasus. Suatuangka peningkatan yang pantastis dibandingkan pada tahun 2010 hanya 251.208 kasus. Persentase perceraian berdasarkan data Badan Peradilan Agama Mahkamah Agung, dalam lima tahun terakhir terjadi kasus cerai Gugat mencapai 59 persen hingga 80 persen. Kondisi ironis lainnya yang yang mewarnai konflik hubungan dengan tindakan-tindakan pasangan seperti kekerasan dalam rumah tangga KDRT Jumlahnya pun mengalami peningkatan di tahun 2013 yang mencapai 11.719 kasus atau naik 3.404 kasus dari tahun sebelumnya meskipun perangkat Undang-undang penghapusan kekerasan dalam rumah tangga telah disahkan melalui Undang-undang Nomor 23 Tahun 2004 Tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga.
Hadirnya konflik yang mengacaukan kebahagiaan perkawinan oleh Deutsch mengatakan bahwa cara pandang tehadap konflik bukanlah untuk memberikan penilaian tentang baik buruknya konflik namun lebih diarahkan pada bagaimana respon yang dihadirkan untuk menghadapi konflik.Efek positif konflik apabila konflik dikelola dengan efektif berguna untuk mencegah stagnasi, merangsang minat, suasana, dan menyelesaikan masalah, membentuk jati diri, dan memungkinkan terjadinya perubahan.Signifikansi komunikasi dihadirkan sebagai pendekatan utama dalam penyelesain konflik. Komunikasi merupakan aspek paling penting, karena berkaitan dengan semua aspek dalam hubungan pasangan. Keterampilan komunikasi pengungkapan diri (self disclosure) kepada pasangan secara verbal dan non verbal menjadi syarat menjaga hubungan dari konflik contohnya; kecermatan pemilihan kata, intonasi suara, gaya komunikasi asertif dapat membentuk perasaan positif.
Tujuan pengelolaan konflik untuk menciptakan kesesuaian dan efektiftas perilaku dengan meninggalkan cara-cara destruktif dan mengedepankan kecakapan berkomunikasi.
Mengelola konflik secara produktif menurut George Bach & Peter Wyden antara lain:
(1) berkelahi secara sportif, ibaratnya pemain tinju yang harus mengetahui tingkat kesakitan untuk bagian-bagian tertentu. Ketika menyampaikan hal-hal yang tidak sesuai dengan harapan pastikan bahwa agresi yang diarahkan kepada pasangan hanya menggunakan hal-hal yang dianggap tidak terlalu menyakiti pasangan, hindari penggunaan agresi verbal dan non verbal yang dapat memperparah permusuhan dan kemarahan.
(2) bertengkar secara aktif, dengan merencanakan peran aktif. Jangan tutup telinga dan pikiran, menyetel musik keras-keras, atau meninggalkan rumah selama pertengkaran, namun hadapi secara aktif oleh kedua belah pihak;
(3) bertanggungjawab atas pikiran dan perasaan anda, dengan cara apabila tidak sependapat dengan mitra anda atas perilakunya
(4) pusatkan dan spesifik konflik disini jangan melantur kemasalah-masalah yang terjadi pada masa lampau dan pusatkan pada pihak tertentu dengan tidak membawa nama-nama orang disekitarnya;
(5) gunakan humor untuk meredakan ketegangan, jangan mengejek dalam situasi konflik dengan menggunakan komunikasi sarkastik seperti mengejek, menyindir, atau mempermalukan pasangan. Gunakan humor untuk menenangkan pasangan.
Ribuan wanita dan pria single di SatukanCinta mencari sahabat, teman kencan, atau bahkan pasangan hidup. Bisa jadi Andalah yang ditunggu-tunggu!