Stigma Duda


Pasangan suami istri yang diharapkan dapat bersama-sama mengarungi bahtera rumah tangga hingga usia senja, sewaktu-waktu dapat saja mengalami kematian pada salah satu pasangan. Duda adalah laki-laki yang ditinggal mati istrinya atau telah bercerai dengan istrinya (Ali. L, 1996: 244). Sama halnya dengan pengertian duda menurut Hurlock (1980 : 359) yaitu pria yang isterinya meninggal atau yang diceraikan. Pengertian diatas menggambarkan bahwa status duda dapat terjadi pada laki-laki melalui dua cara, yaitu ditinggal mati oleh istrinya, atau bercerai dengan istrinya.
Seorang duda atau laki-laki yang hidup sendiri karena bercerai atau karena kematian istri tidaklah mudah, apalagi ketika mereka memiliki anak. Otomatis, mereka pun akan menjadi single parent, dan sekaligus menyandang status sebagai duda membuat mereka merasakan kesepian dan kesendirian. Duda adalah laki-laki yang ditinggal mati istrinya atau telah bercerai dengan istrinya (Ali, L, 1996: 244)
Menjalani peran sebagai orang tua tunggal berarati mengalami perubahan dimana perubahan ini dapat menimbulkan masalah, sebab seseorang yang semula berperan hanya sebagai ibu maupun ayah saja, sekarang harus berperan ganda (Perlmutter dan Hall, 1985). Melakukan berbagai tugas yang semula dilakukan berdua akan membuat orang tua tunggal wanita mengalami kelebihan tugas.
Para duda atau ayah tunggal ini pun harus menyesuaikan jadwal, mengambil cuti atau ijin meninggalkan pekerjaan karena urusan rumah tangga. Belum lagi lingkungan kerja yang cenderung tidak bersahabat dengan duda atau ayah sebagai orangtua tunggal (Adhes, L,A, 2000: 6).Para duda atau ayah tunggal ini pun harus menyesuaikan jadwal, mengambil cuti atau ijin meninggalkan pekerjaan karena urusan rumah tangga. Belum lagi lingkungan kerja yang cenderung tidak bersahabat dengan duda atau ayah sebagai orangtua tunggal (Adhes, L,A, 2000: 6).
Bagi duda yang mengalami perceraian mengakibatkan kesepian dalam hidup, karena kehilangan patner hidup yang mantap, karena setiap orang tentunya mempunyai cita-cita supaya mendapatkan patner hidup yang abadi. Jika patner yang diharapkan itu hilang akan menimbulkan kegoncangan, seakan-akan hidup tidak bermanfaat lagi, karena tiada tempat untuk mencurahkan dan mengadu masalah-masalah untuk dipecahkan bersama. Jika kesepian ini tidak segera diatasi tidak mempunyai harga diri lagi. aakan menimbulkan tekanan batin, merasa rendah diri, dan merasa tidak mempunyai harga diri lagi.
Perubahan dan tekanan hidup yang berlangsung begitu intens dan cepat, menjadikan seseorang laki laki yang semua selalu didampingi dan dilayani dalam sebuah pernikahan setelah bercerai perlu mengembangkan kemampuan dirinya sedemikian rupa untuk mampu melewati itu semua secara efektif. Untuk mampu menjaga kesinambungan hidup yang optimal, maka kebutuhan akan kemampuan untuk menjadi resilien sungguh menjadi makin tinggi.
Ribuan wanita dan pria single di SatukanCinta mencari sahabat, teman kencan, atau bahkan pasangan hidup. Bisa jadi Andalah yang ditunggu-tunggu!